Sabtu, 28 Oktober 2017

Loh, udah Ujian Nasional ya?

Bahkan judulnya aja udah serem banget ya.

Seserem ngeliat mantan udah punya cewe. Seserem liat gebetan udah punya cewe. Dan seserem gue yang sampe sekarang masih gini gini aja.

Tunggu, gue bukan menyesali diri dengan kejombloan gue kok. Justru gue seneng. Tiduran, dengerin lagu, sambil ngetik apapun yang tak mampu gue ucapkan.

HALAH.

Mengingat empat hari sakral itu, gue hanya bisa meringis.

Gue murid salah satu SMP Negeri yang bisa dikatakan bagus di Jakarta. Mantan RSBI juga.

Selama awal kelas 9, gue udah mengikuti adat istiadat kakak kelas tuh yang daftar bimbel di deket sekolah. Gue pilih lah BTA8 DUTA. Kelas 9 baru berjalan tiga bulan, di sekolah gue udah diadain PI (Pembelajaran Intensif) katanya sih rencana biar nem angkatan gue lebih bagus karena persiapan nya lebih mateng.

Di kelas 9 itulah, gue mulai melepaskan jabatan - jabatan dan berusaha vakum dari ekskul - ekskul. Dulu kelas 7 gue basket, kelas 8 pindah ke paskibra, wakil ketua di OSIS, dan ketua di ekskul pramuka. Sebanyak itu yang harus perlahan gue relain.


Sertijab OSIS bisa dilihat di: https://www.youtube.com/watch?v=1Ym1_eFuTzY

Itu tiga foto ketika gue harus melengserkan jabatan - jabatan yang gue punya. Sesedih itu. Kapan - kapan gue akan nulis blog yang ceritain ketiga ekskul (empat sama basket) yang menjadi hidup gue selama SMP.

Balik lagi karena Ujian Nasional itu, gue harus tegang selama setahun.

Iya, itu yang menentukan masuk SMA mana gue nanti. Dan SMA itu yang juga mendukung masuk PTN mana gue nanti. Dan PTN itu yang akan mengarahkan ke prospek kerja apa yang bagus buat gue nanti. Dan pekerjaan itu yang akan membawa gue ke masa depan gue.

Mungkin banyak yang bilang kalo kesuksesan yang nanti lo gapai itu bukan dari nilai - nilai lo di sekolah dulu. Tapi bagi gue, itu juga salah satu faktor yang mendukung kok.

Guru gue bilang, UN ada 20 paket soal.

Sebagai anak SMP kala itu, yang gue pikirin adalah, anjir woi gimana mau nanya.

Tetapi setelah masuk BTA, gue belajar menjadi murid yang jujur. Ini enggak boongan. Serius deh.

Jadi gini, setiap gue tryout di BTA, gue akuin soalnya itu susah. Terus, kakak penjaga ujian nya juga galak. Nah karena itu, enggak ada yang berani nanya sama sekali (menurut pengalaman gue). Dan ya ... hasil tryout BTA gue selalu seadanya. Bahkan nyampe 30 dari 40 itu gue udah bersyukur banget.

Tak dipungkiri kok bahkan nem tryout terbesar gue di tryout terakhir atau tryout ke 8 BTA dengan nem 32.20 kalo gasalah. Ngakak gue ingetnya.

Dulu gue Senin Rabu di kelas Avicenna. Pulang sekolah langsung cabut ke BTA. Di sana jajan di alfamart, terus ngerumpi sampe nunggu bel masuk. Belajar 90 menit, istirahat cuma 10 menit itupun buat sholat maghrib dan lari beli mendoan (mau ga mau makan di kelas) itupun kalo gurunya ngebolehin. Terus belajar lagi 90 menit, kakak binglas masuk ngasih absen, terus bel pulang.

Serius deh, kangen banget sama  masa - masa les.

Dan di dua minggu sebelum UN, kita yang biasanya seminggu cuma masuk dua kali, bahkan bisa jadi tiga sampai empat (belum sama tambahan). Dari kelas A sampe L, waktu intensif itu, gue dapet kelas D.

.

Loh, udah UN aja?

Rasanya aneh banget ya. Gue ngerasa kalo terlalu cepet.

UN berjalan begitu adanya. Sekolah gue alhamdulillah udah ngelaksanain satu sesi aja. Dan UN berjalan terus lancar.

Dan ya, enggak setegang yang gue bayangkan.

The best day of my life kala itu, ketika soal UN Matematika gampang banget coy. Dari semua pelajaran yang di UN-kan, gue bener bener takut sama MTK.

Gue. Takut. Banget.

Namun hari itu, semua anak keluar dan berhasil menghirup udara segar ketika keluar ruangan dengan senyum dimana - mana.

Ya, berkebalikan dengan ketika UN Bahasa Inggris selesai.

.

Setelah UN, besoknya, kelas gue langsung caw perpisahan kelas ke Jogja. (Kapan - kapan gue akan ceritain di blog khusus edisi ini)

Skip liburan panjang dengan kegelisahan karena memikirkan nem, datanglah hari dimana ... beberapa mimpi gue hancur gitu aja.

Aduh gue terlalu sedih untuk ngebahas ini sih.

Intinya, gue berhasil lulus alhamdulillah. Tapi, nilai yang gue dapet, engga seperti yang gue harapkan. Bagi sebagian temen gue, mungkin gue dibilang enggak bersyukur karena dapet nilai segini. But, guys, ini bukan gue.

Sewaktu anak - anak dipanggil ke depan dan diberi amplop berisikan nem, gue takut banget. Dan itu udah down banget. Bener bener takut karena sebelum itu, satu pencapaian gue gagal gitu aja. (yang ini sedih banget)

Gue shock ngeliat nem gue segitu.

Nilai Bahasa Indonesia, Matematika, dan IPA gue bagus. Dan ya, nilai gue dibuat jatoh karena nilai Bahasa Inggris.

Dan bukan hanya gue, yang lain pun juga begitu.

Di hari itu, gue semakin kesel dan kecewa sama diri sendiri karena...

GUE KEHABISAN TIKET KONSER LIAM GALLAGHER.

Udah ya ngebahas kegagalan gue itu, karena tadinya bahkan gue udah lupa. Tapi karena ngetik ini, jadi keinget lagi deh. Huft.

Lalu setelah UN, gue sadar kalo sebenernya kelas di BTA itu enggak ngebuat keoptimisan lo memudar. Buktinya, salah satu temen sekelas gue di D, bahkan bisa masuk SMA Negeri terbaik di Jakarta. Wah, gue bangga banget deh sama dia (walau ga gue ucapin langsung)

Ya dengan nem yang lumayan bagus, gue berhasil masuk salah satu SMA Negeri yang bisa dikatakan bagus juga di Jakarta, walau tak sebagus SMA Negeri yang gue idam - idamkan itu. Huhu.

Sekian cerita keluh kesah gue selama menuju UN, UN, dan selesai UN. Semoga ini bisa gue jadikan pelajaran hidup.

Bener kata orang - orang, hidup itu kayak roda yang terus berputar. Enggak selamanya lo akan ada di atas, akan ada saatnya lo merasakan bagaimana orang yang di bawah mengharapkan kebahagiaan ketika melihat posisi lo di atas.

.

Pas banget gue selesai ngetik blog ini, batre laptop gue tinggal 13%, dan artinya gue harus segera charge.

Sahitya Sadajiwa x Nawa Factory

Jadi, gue udah lama banget enggak nulis blog dikarenakan banyak sekali hal - hal  yang harus banget gue lakukan, dan tentu saja enggak bisa ditinggalkan.

Nah, kali ini gue akan throwback kisah gue membuat Buku Tahunan.

Seperti SMP pada umumnya, lo semua enggak mau kan masa SMP lo terlupakan gitu aja? Tanpa mengenal temen seangkatan lo secara pasti, dia pernah di kelas apa aja, ikut kegiatan apa aja, ekskul apa aja, bahkan lo juga enggak tau tentang apa yang mereka pikirkan tentang suatu hal.

Perkenalkan, gue Megan Arvina Ramelan dari kelas 9 Anggakara di angkatan Sahitya Sadajiwa yang tahun kemarin mendapat kehormatan bisa jadi Ketua Panitia Buku Tahunan SMPN 49 Jakarta yang lulus tahun 2017.

Semua proses yang mengharapkan suatu hasil yang baik pasti perlu banyak pengorbanan kan untuk ngejalanin nya? Dan emang itu bener.

Pertama, setelah membentuk panitia buku tahunan yang dibatasi hanya 33 orang yang harus berkordinasi dengan 183 murid lainnya, gue bersama tim yang lain udah berkomitmen untuk membuat puas semua orang dengan apa yang telah kami buat.

Setelah itu pembagian Tim Redaksi, Tim Kreatif, Tim Dokumentasi, dan Tim Publikasi. Gue harap yang baca blog ini udah tau ya tugas mereka masing - masing.

Gue bakal ceritain di sini perjalanan kita semua untuk mewujudkan BT itu, tapi secara garis besarnya aja ya.

Nah, setelah pembagian tim, Tim Publikasi langsung nyari perusahaan pembuatan buku tahunan mana nih yang akan kita ajak kerjasama. Walaupun waktu itu kita ketemuan dengan beberapa perusahaan pembuatan buku tahunan yang berbeda, akhirnya 49'17 sepakat untuk percaya dengan Nawa Factory.

Dari awal bagaimana Nawa mempresentasikan diri mereka kepada panitia, itu sudah menjadi nilai plus karena menurut gue khususnya, Nawa itu beda dari yang lain deh.

Awal dari semuanya adalah pembuatan cover buku. Disini, kreatif lah yang ambil peran. Gue yang juga gabung di group LINE mereka turut menyaksikan bagaimana mereka berdiskusi memilih design, warna, font, gambar, dan lain nya. Tim kreatif paling sabar deh karena karyanya pasti direvisi. Ya kan untuk lebih baik lagi gapapa ya.

Sehabis itu, tugasnya perwakilan kelas yang gue pilih buat bikin kertas semacam formulir yang berisikan biodata yang memuat nama, kelas, alamat, email, username instagram, dan kesan dan pesan. Semuanya dibagikan ke seangkatan.

Selanjutnya, gue mengumpulkan Tim Redaksi untuk merapatkan konten - konten apa yang akan dimuat di dalam BT, tentang apa aja yang membuat temen temen seangkatan kalo liat bakal jadi kangen banget.

Isinya banyak. Mulai dari profil sekolah, guru - guru, angket guru, angket kelas, foto inti, foto kelas 7 dan 8, foto - foto kocak, acara acara, momen tak terlupakan, pengakuan dosa, angket angkatan, sampai pesan kaleng. Ini adalah tim yang sering banget kena marah sama gue, karena mereka adalah penanggung jawab isi buku.

Dan yang terakhir, ada Tim Dokumentasi juga peran nya besar di sini, karena untuk foto - foto yang enggak dari Nawa, itulah tugas yang mereka lakukan.

Selama lima bulan kurang lebih, kami, khusunya gue, harus membagi waktu dan fikiran antara menjalani kewajiban sebagai anak kelas 9 yang sibuk dengan les dan tryout, ditambah mengurusi buku tahunan. Untuk beberapa kali, gue bersama beberapa perwakilan panitia harus ke Tebet, kantor Nawa, dan pulang malem bahkan di hari besoknya sekolah. Demi membahagiakan temen - temen semuanya.

Alhamdulillah, kita enggak mengalami masalah yang serius. Kita termasuk dimudahkan. Palingan yang tersendat hanya karena data - data yang molor dikumpulin.

Terimakasih Sahitya Sadajiwa, dan terimakasih Nawa Factory!





Group LINE

Sebenernya ada dua topik yang udah gue ketik untuk di post di blog, tapi masih harus lama dilanjutin lagi soalnya ceritanya bakal panjang. Di sini akhirnya gue kembali lagi ya. Dengan segala yang telah gue lewati. Gue janji bakal ceritain semuanya, tapi perlahan - lahan ya.

Hari ini tanggal 28 Oktober, which is ulang tahun ayah gue. Ok first, selamat ulang tahun Ayah! Karena hari ini ayah gue ulang tahun, gue yang biasanya --bahkan bisa dibilang rutin-- keluar tiap Sabtu dan Minggu, kini akhirnya menghabiskan hari Sabtu bersama ayah dan di rumah aja. Btw itu juga karena gue baru aja sakit kemaren.

Jadi, pas gue lagi nonton live instagram temen gue, tiba - tiba hp gue yang batrenya masih 15% mati gitu aja dan membuat gue harus nge-charge. Dan seperti yang sudah gue niatkan, akhirnya gue nulis blog lagi.

Tadi gue barusan dengerin lagu too good at goodbyes-nya Sam Smith, dan ya, gue galau parah. Gue ngerasa, gue kosong banget. Makanya gue bermaksud untuk bercerita di sini, ketika gue enggak tahu mau cerita ke siapa lagi, kan?

Gue ngetik sambil dengerin playlist Alone Again di spotify yang ada semacam subtitlenya "WHY are all my crushes either taken or total jerks!? #AloneAgain #ForeverAlone"

Sebentar, gue enggak semenyedihkan itu kok. Tapi emang sama menyedihkan nya.

Barusan aja gue scroll list chat gue di LINE. Kalo di laptop kan chat history yang lama masih ke save gitu ya. Gue sampe liatin multi chat yang udah pada ga berguna lagi, sampe gue doang yang masih di situ karena gue emang archive chat, bukan delete.

Gue kadang mikir, di saat kayak gini, gue selalu bingung siapa orang yang gue pilih untuk menemani gue. Like, temen - temen gue emang banyak. Tapi gue bingung. Ya bingung aja.

Ada yang lagi ga mood gue chat, ada yang takut gue ganggu, ada yang lagi asik sama temennya, sampe ada yang gue takutin nolak gue secara halus --karena ini lebih sakit sob--. Oh satu lagi, ada yang gue malesin karena mungkin sibuk sama pacarnya. Enggak males juga si. Ya gitu deh.

Nah terus, gue lagi galau begini tiba - tiba ada hal yang bikin gue ngakak. Enggak ngakak si. Lucu aja bikin ketawa.

Jadi, gue di invite sama kenalan gue ke group LINE Beatlemania gitu, sebenernya gue males karena group gitu biasanya isi spam gajelas dan promote instagram doang, tapi karena sekarang - sekarang ini gue suka ngerasa kesepian, gue iseng aja join.

Nah di group ini, ada member anak kelas 5 SD.

Flashback sedikit, dulu waktu kelas 5 SD juga, ini kenyataan, gue juga join group  Beatlemania gitu dari twitter dan di WhatsApp. Terus pas intro gue bilang gue kelas 5 SD, tapi enggak ada satupun yang percaya. Bahkan ada salah satu member yang malah sarkas ke gue bilang dia SD juga. Gue bertahan di situ lama, sampai waktu itu gue anak kecil yang absurd, masukin kakak sepupu gue dan nyuruh dia sok sok Beatlemania. Di sana doi akhirnya doi lumayan deket sama cowo yang sarkas sama gue itu.

Aduh, gue nulisnya senyum - senyum. Kangen sama kakak sepupu gue. Dan hal gila lainnya yang suka kita lakuin dulu. Fyi, doi sekarang udah kerja dan saking lamanya enggak ngobrol, gue suka sedih kalo lebaran ketemu dia pun enggak ngomong sama sekali karena bingung juga apa yang mau diomongin. Udah awkward.

Balik lagi, di group LINE ini, anak kecil kelas 5 SD itu antusias banget nunjukin hal hal yang memperlihatkan kalo dia Beatlemania. Bagus sih. Kalo dulu, gue siders. Terus dengan pedenya, anak itu juga ngirim vn sampai video dia nyanyi lagu The Beatles, sampai yang lainnya request lagu. HAHAHA gue suka sama respectnya group ini.

Terus yang bikin gue katwa barusan, jadi ada salah satu member yang ngirim vn terus ada kata - kata kasarnya, dan anak kecil ini marah - marah.

..........

Dia juga suka cerita tentang dirinya, bikin gue dan temen gue ini suka ketawa dengan kepolosannya.

Udah ya basa basinya, feel nulis gue udah dapet nih. Jadi, gue bakal lanjutin ngetik yang ada di draft deh kayaknya. Ok!

Bangganya Sebagai Angkatan 2020!

27 Maret 2020 23:11 Di saat gue menulis ini, update COVID-19 di RI yang ada di LINE memberi data baHwa sudah ada 1046 positif, 46 sembuh,...