Sabtu, 28 Oktober 2017

Sahitya Sadajiwa x Nawa Factory

Jadi, gue udah lama banget enggak nulis blog dikarenakan banyak sekali hal - hal  yang harus banget gue lakukan, dan tentu saja enggak bisa ditinggalkan.

Nah, kali ini gue akan throwback kisah gue membuat Buku Tahunan.

Seperti SMP pada umumnya, lo semua enggak mau kan masa SMP lo terlupakan gitu aja? Tanpa mengenal temen seangkatan lo secara pasti, dia pernah di kelas apa aja, ikut kegiatan apa aja, ekskul apa aja, bahkan lo juga enggak tau tentang apa yang mereka pikirkan tentang suatu hal.

Perkenalkan, gue Megan Arvina Ramelan dari kelas 9 Anggakara di angkatan Sahitya Sadajiwa yang tahun kemarin mendapat kehormatan bisa jadi Ketua Panitia Buku Tahunan SMPN 49 Jakarta yang lulus tahun 2017.

Semua proses yang mengharapkan suatu hasil yang baik pasti perlu banyak pengorbanan kan untuk ngejalanin nya? Dan emang itu bener.

Pertama, setelah membentuk panitia buku tahunan yang dibatasi hanya 33 orang yang harus berkordinasi dengan 183 murid lainnya, gue bersama tim yang lain udah berkomitmen untuk membuat puas semua orang dengan apa yang telah kami buat.

Setelah itu pembagian Tim Redaksi, Tim Kreatif, Tim Dokumentasi, dan Tim Publikasi. Gue harap yang baca blog ini udah tau ya tugas mereka masing - masing.

Gue bakal ceritain di sini perjalanan kita semua untuk mewujudkan BT itu, tapi secara garis besarnya aja ya.

Nah, setelah pembagian tim, Tim Publikasi langsung nyari perusahaan pembuatan buku tahunan mana nih yang akan kita ajak kerjasama. Walaupun waktu itu kita ketemuan dengan beberapa perusahaan pembuatan buku tahunan yang berbeda, akhirnya 49'17 sepakat untuk percaya dengan Nawa Factory.

Dari awal bagaimana Nawa mempresentasikan diri mereka kepada panitia, itu sudah menjadi nilai plus karena menurut gue khususnya, Nawa itu beda dari yang lain deh.

Awal dari semuanya adalah pembuatan cover buku. Disini, kreatif lah yang ambil peran. Gue yang juga gabung di group LINE mereka turut menyaksikan bagaimana mereka berdiskusi memilih design, warna, font, gambar, dan lain nya. Tim kreatif paling sabar deh karena karyanya pasti direvisi. Ya kan untuk lebih baik lagi gapapa ya.

Sehabis itu, tugasnya perwakilan kelas yang gue pilih buat bikin kertas semacam formulir yang berisikan biodata yang memuat nama, kelas, alamat, email, username instagram, dan kesan dan pesan. Semuanya dibagikan ke seangkatan.

Selanjutnya, gue mengumpulkan Tim Redaksi untuk merapatkan konten - konten apa yang akan dimuat di dalam BT, tentang apa aja yang membuat temen temen seangkatan kalo liat bakal jadi kangen banget.

Isinya banyak. Mulai dari profil sekolah, guru - guru, angket guru, angket kelas, foto inti, foto kelas 7 dan 8, foto - foto kocak, acara acara, momen tak terlupakan, pengakuan dosa, angket angkatan, sampai pesan kaleng. Ini adalah tim yang sering banget kena marah sama gue, karena mereka adalah penanggung jawab isi buku.

Dan yang terakhir, ada Tim Dokumentasi juga peran nya besar di sini, karena untuk foto - foto yang enggak dari Nawa, itulah tugas yang mereka lakukan.

Selama lima bulan kurang lebih, kami, khusunya gue, harus membagi waktu dan fikiran antara menjalani kewajiban sebagai anak kelas 9 yang sibuk dengan les dan tryout, ditambah mengurusi buku tahunan. Untuk beberapa kali, gue bersama beberapa perwakilan panitia harus ke Tebet, kantor Nawa, dan pulang malem bahkan di hari besoknya sekolah. Demi membahagiakan temen - temen semuanya.

Alhamdulillah, kita enggak mengalami masalah yang serius. Kita termasuk dimudahkan. Palingan yang tersendat hanya karena data - data yang molor dikumpulin.

Terimakasih Sahitya Sadajiwa, dan terimakasih Nawa Factory!





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bangganya Sebagai Angkatan 2020!

27 Maret 2020 23:11 Di saat gue menulis ini, update COVID-19 di RI yang ada di LINE memberi data baHwa sudah ada 1046 positif, 46 sembuh,...